
Rabu (15/1/2020), harga minyak mentah kontrak berjangka mengalami penurunan pada perdagangan pagi. Brent turun 0,34% ke level US$ 64,27/barel sementara harga minyak mentah acuan AS yaitu WTI turun lebih dalam 0,41% ke level US$ 57,99/barel.
Hari ini waktu AS nanti, pasar akan menyaksikan poros Washington-Beijing yang berseteru dalam 18 bulan terakhir akan menandatangani kesepakatan dagang fase satu. Namun banyak yang menilai kesepakatan yang dicapai tak menyasar inti permasalahan. Tarif masih dikenakan, cuma dipangkas.
Merespons perkembangan terbaru ini, Peter Boockvar selaku Kepala Divisi Investasi Bleakly Advisory Group, menilai tak ada yang baru soal pemberitaan seputar perjanjian dagang fase satu ini.
"Ini tidak mengagetkan. Tak ada cetak biru untuk membatalkan tarif. Kami mencium gelagat itu ketika pengumuman pemangkasan tipis beberapa tarif produk dari 15% menjadi 7,5% sementara tarif semua produk lainnya tak berubah," tutur Peter Boockvar, Kepala Divisi Investasi Bleakley Advisory Group sebagaimana dikutip CNBC International.
AS menetapkan akan memangkas tarif 15% menjadi 7,5% untuk produk China senilai US$ 120 miliar. Sementara untuk produk lain senilai US$ 250 miliar masih tetap tarifnya 25%.
Jika memang demikian, bisa dipastikan di sepanjang tahun 2020 tarif yang berlaku masih tinggi, mengingat pada 2017 sebelum genderang perang ditabuh tarif itu tidak ada. Di sisi lain Presiden AS Donald Trump juga mengatakan tak akan ada kesepakatan fase dua hingga pemilu November nanti.
"Asumsinya adalah tarif tidak akan turun sampai ada kesepakatan fase dua dan di lain hari Trump mengatakan tidak akan ada fase dua sampai setelah pemilihan. Keyakinan saya tarif tidak akan turun sampai nanti kesepakatan fase dua. Kita masih terjebak dengan tarif ini yang menghambat aktivitas perdagangan dan manufaktur. " kata Boockvar.
Ini tentu bukan kabar yang baik untuk pasar minyak mentah. Apalagi AS dan China masing-masing merupakan konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Artinya dari sisi permintaan pasar tak dapat berharap banyak.
Kabar dari sisi suplai juga turut menekan harga minyak. Menurut laporan pemerintah, produksi minyak mentah AS diramal akan melebihi angka prediksi sebelumnya di tahun 2020.
Menurut Energy Information Agency (EIA) produksi minyak AS pada 2020 dapat mencapai 13,3 juta barel per hari (bpd) karena peningkatan output di Permian Texas dan New Mexico.
Tak hanya itu, pasokan minyak mentah AS minggu lalu juga naik. Menurut asosiasi API persediaan minyak mentah naik 1,1 juta barel. Dua faktor ini lah yang membuat harga minyak terkoreksi hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
"minyak" - Google Berita
January 15, 2020 at 10:51AM
https://ift.tt/30nYFHW
AS-China Damai, Kok Harga Minyak Mentah Terkoreksi? - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-China Damai, Kok Harga Minyak Mentah Terkoreksi? - CNBC Indonesia"
Post a Comment