Senin ini (13/1/2020) harga minyak mentah kontrak bergerak flat. Minyak Brent terkoreksi tipis 0,02% ke level US$ 64,96/barel dan WTI masih berada di posisi yang sama dengan perdagangan minggu kemarin di US$ 59,04/barel.
Tanggal 15 Januari tinggal 2 hari lagi. Akan ada peristiwa bersejarah yang terjadi di tanggal tersebut. Untuk pertama kalinya setelah 18 bulan lebih berseteru, AS dan China akan menandatangani dokumen kesepakatan dagang fase I.
Dokumen yang menjelaskan tentang detail poin kesepakatan dagang tersebut akan dirilis minggu ini. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
"Kami telah melalui proses translasi yang kami pikir ini masalah teknis, dokumen akan diriis minggu ini. Saat hari penandatanganan dokumen berbahasa Inggris akan kami rilis"
Sebelumnya ada keraguan bahwa China akan benar-benar membeli produk pertanian AS lantaran Beijing mencoba mendiversifikasi pembelian kedelai dari Brazil. Namun Mnuchin menegaskan bahwa tak ada yang berubah dalam kesepakatan antara AS dan China.
Reuters melaporkan Mnuchin mengatakan pada Fox News bahwa China masih akan membeli produk pertanian Paman Sam senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar secara tahunan dan produk AS lain senilai US$ 200 miliar dalam dua tahun.
"Itu (kesepakatan) masih tak berubah. Saya tidak mengetahui dari mana rumor itu beredar," kata Mnuchin dalam acara Sunday Morning Futures with Maria Batimoro Show.
Sentimen tersebut seharusnya memberikan tenaga untuk harga minyak merangkak naik. Pasalnya perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia membuat adanya kekhawatiran permintaan minyak mentah melambat. Kala keduanya adem-ayem tentu ada harapan permintaan minyak ikut terdongkrak.
Namun yang ditemui di pasar hari ini tak seindah itu. Harga minyak cenderung bergerak flat. Walau AS dan Iran berjanji untuk deeskalasi ketegangan. Namun masih ada serangan roket yang jatuh di zona hijau pangkalan militer koalisi AS di Irak.
![]() |
Dalam serangan roket Katyusha kemarin (12/1/2020) ada empat tentara Irak terluka. Tentara Irak yang terluka adalah dua orang perwira dan dua orang penerbang. Akibat kejadian ini sejumlah tentara dan pekerja AS dievakuasi.
"Sekitar 90% penasihat AS dan karyawan Sallypot dan Lockheed Martin (kontraktor)...telah mengungsi ke Tajidan Erbil setelah ancaman ini" kata salah seorang sumber mengutip berita AFP.
Mengetahui adanya serangan tersebut, AS mengutarakan kemarahannya melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. "(AS) marah dengan laporan serangan roket lain di pangkalan udara di Irak" kata Mike melansir AFP.
"ini adalah pelanggaran terus menerus atas kedulatan Irak oleh kelompok-kelompok yang tidak loyal... harus berakhir" tambahnya.
Kejadian itu menyusul adanya pernyataan untuk de-eskalasi ketegangan oleh kedua pihak baik AS maupun Iran. Meski belum ada pengakuan resmi dari Iran, AS menuding serangan tersebut dilakukan oleh kelompok milisi yang didukung Iran di Irak.
Ketegangan masih meliputi pasar. Jika konflik ini kembali tereskalasi, harga minyak mentah berpotensi naik kembali. Ketegangan di Timur Tengah yang 'kaya minyak' memicu adanya kekhawatiran akan terjadinya gangguan pasokan minyak mentah global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
"minyak" - Google Berita
January 13, 2020 at 10:36AM
https://ift.tt/2tfbwA6
AS-China Mesra, AS-Iran Tegang Lagi, Harga Minyak Mentah Flat - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-China Mesra, AS-Iran Tegang Lagi, Harga Minyak Mentah Flat - CNBC Indonesia"
Post a Comment