Jumat ini (17/1/2020), harga minyak mentah kontrak Brent turun tipis 0,02% menyentuh level US$ 64,61/barel. Sementara untuk minyak mentah kontrak acuan AS yaitu WTI naik tipis 0,02% ke level US$ 58,53/barel.
Harga minyak sedang mencari arah baru dalam pergerakannya. Sejak 2 hari lalu AS dan China yang berseteru dalam 18 bulan terakhir akhirnya sepakati damai dagang fase satu.
Poin kesepakatannya adalah AS pangkas tarif untuk produk impor asal China senilai US$ 120 miliar jadi 7,5% dari 15%. Sebagai balasannya China akan beli produk dan jasa AS senilai US$ 200 miliar hingga 2021.
Foto: Presiden Donald Trump di acara penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. (AP Photo/Evan Vucci)
|
Banyak yang skeptis dengan kesepakatan itu karena dinilai tak menyasar masalah inti dari perseteruan yang terjadi. Bagaimanapun juga tarif hanya dipangkas dan bukan dihapus. Masih ada tambahan tarif 25% yang dikenakan untuk produk China senilai US$ 250 miliar.
Selain itu target pembelian produk AS oleh China terutama untuk energi dan pertanian dinilai tak realistis. Karena jika mengacu pada data historis target tersebut membuat China harus membeli produk AS dengan nilai dua kali lipat dari biasanya per bulan. ini untuk kasus produk energi seperti minyak bumi, LNG dan batu bara.
Jika China menepatinya, maka produsen AS akan sangat bergantung dengan satu konsumen besar yaitu China. Tentu bergantung pada satu konsumen besar punya risiko yang besar pula. Selain itu kesepakatan ini juga akan berdampak kembali merusak pasar yang ada. Nasib suplier batu bara China seperti Australia misalnya dipertaruhkan di sini.
Faktor lain yang membuat harga minyak mentah tak bergerak adalah data ekonomi China. Negeri Panda merupakan konsumen minyak mentah terbesar kedua setelah AS. China mengkonsumsi minyak mentah hingga 10 juta barel per hari (bpd). Oleh karena itu, perekonomian China jadi sorotan di pasar minyak mentah global.
Pada kuartal IV 2019, ekonomi China tumbuh di angka 6%. Sesuai dengan konsensus yang dihimpun Reuters. Pertumbuhan ekonomi China saat ini merupakan yang terendah dalam hampir tiga dekade terakhir.
Perang dagang yang terjadi antara AS dan China membuat ekonomi kedua pihak kena imbasnya. Ekonomi global pun juga ikut kena dampaknya. Volume perdagangan terkontraksi dan arus investasi melambat. Hal ini membuat pasar minyak mentah khawatir permintaan akan ikut melambat.
Dari sisi produksi, Pangeran Abdulaziz bin Salman beberapa waktu lalu mengatakan bahwa OPEC akan terus berusaha untuk membuat pasar minyak mentah tetap stabil. Terakhir OPEC dan afiliasinya yang tergabung dalam OPEC+ menetapkan pemangkasan produksi minyak mentah 1,7 juta bpd dalam rangka untuk mendukung pasar yang stabil di tengah berbagai gejolak yang ada poros Washington-Beijing yang mempengaruhi sisi permintaan dan AS-Iran yang dapat pengaruhi suplai.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas)"minyak" - Google Berita
January 17, 2020 at 10:30AM
https://ift.tt/360TAqr
Ekonomi China Tumbuh 6%, Harga Minyak Tak Gerak - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi China Tumbuh 6%, Harga Minyak Tak Gerak - CNBC Indonesia"
Post a Comment