Corporate Secretary Indocement Antonius Marcos mengatakan akan ada dampak kenaikan beban kepada perusahaan, meski kenaikan harga minyak ini tak langsung berdampak ke perusahaan.
"Dampaknya secara tidak langsung. Karena biaya energi kami sebagian besar memakai batu bara. Harga batu bara naik turunnya dipengaruhi oleh harga minyak bumi dunia," kata Antonius kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/1/2020).
Dia mengatakan, biaya energi mencapai 40%-50% dari total biaya produksi semen di Indocement. Tak hanya di industri semen, menurut dia, industri lainnya yang sangat tergantung dengan energi akan terdampak dengan kenaikan harga minyak ini.
Harga minyak mentah sempat mencetak rekor tertinggi sejak Oktober 2019 setelah konflik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran.
Selasa (7/1/2020), harga minyak mentah kontrak Brent turun 0,94% ke level US$ 68,26/barel. Pada saat yang sama minyak mentah kontrak acuan AS yaitu WTI juga terkoreksi tetapi lebih dalam hingga 1,04% ke level US$ 62,61/barel.
Harga minyak melesat tinggi setelah hubungan AS-Iran kembali memanas. Kisruh yang hampir 7 dekade antara AS dan Iran kembali menyeruak ke permukaan setelah tewasnya jenderal karismatik pimpinan Quds Force Qasem Soleimani pekan lalu.
Ketegangan ini diprediksi akan mendorong kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia tersebut diperhitungkan pelaku pasar sebagai salah satu komponen yang akan meningkatkan beban operasional dan berpotensi mengganggu perolehan bottom line.
OversupplySelain itu, industri semen dalam negeri masih menghadapi tantangan kelebihan pasokan atau oversupply dan ancaman resesi ekonomi dunia.
Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) Agung Wiharto optimistis, tahun ini, penjualan semen secara nasional masih bisa tumbuh di kisaran 4-6%. Optimisme ini, didukung oleh stabilnya situasi politik dalam negeri serta berlanjutnya program pembangunan infrastruktur secara multitahun (multi years).
"Prospek konsumsi semen kita harap tetap tumbuh meskipun ada bayang-bayang resesi secara global di tengah meningkatnya kompetisi industri," kata Agung Wiharto, saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (7/01/2020).
Selain itu, kata Agung, diharapkan tingkat inflasi sepanjang tahun ini tetap stabil, sehingga industri properti dan kebutuhan semen di tingkat masyarakat (ritel) tetap tumbuh.
"Di satu sisi, tantangan kompetisi meningkat di 2020, karen secara teori kondisinya masih oversupply," kata dia menjelaskan.
Wawan Hendrayana, Head of Capital Market Research Infovesta Utama berpendapat, emiten semen tahun ini diproyeksikan masih akan melanjutkan tren penurunan penjulalan karena beban kelebihan pasokan.
"Konsumsi semen saya baca masih agak menurun, tahun lalu turun, tahun ini masih bisa berlanjut," kata Wawan, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/01/2020).
Namun, lanjut Wawan, emiten semen masih akan mendapat katalis positif meskipun jangka panjang dari berlanjutnya pelbagai proyek pemerintah.
"Pemerintah punya banyak proyek, salah satunya pindah ibu kota, tapi itu mulai 2-3 tahun paling cepat, prospeknya jangka panjang," tandasnya. (hps/hps)
"minyak" - Google Berita
January 07, 2020 at 04:46PM
https://ift.tt/2ZY8agQ
Harga Minyak Dunia Naik, Produsen Semen Mulai Khawatir - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak Dunia Naik, Produsen Semen Mulai Khawatir - CNBC Indonesia"
Post a Comment