Search

Harga Minyak Anjlok ke US$18,27/Barel, Tanda Apa ini? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kompak melemah sepanjang pekan ini, dengan laju koreksi minyak acuan Amerika Serikat (AS) nyaris dua kali lebih besar dari minyak acuan Eropa.

Secara mingguan harga mentah mentah Brent yang menjadi acuan Eropa dan juga Indonesia turun 10,8% ke US$28,08 per barel. Penurunan terjadi setelah China mengumumkan penurunan ekonomi pada kuartal II-2020, sebesar minus 6,8%, yang merupakan penurunan kuaratalan yang pertama kali terjadi sejak tahun 1992.

Namun, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan AS anjlok nyaris dua kali lebih parah, sebesar 19,7% ke US$ 18,27 per barel. Dengan level tersebut, harga emas hitam di AS tersebut terlempar kembali ke level terendahnya dalam 18 tahun terakhir.

Koreksi lebih parah terjadi pada minyak WTI, dibandingkan Brent, setelah pasokan minyak Saudi ke AS dikabarkan membanjir hingga dua kali lipat dalam sebulan terakhir. Situs TankerTrackers melaporkan bahwa pengiriman minyak Saudi ke AS pada Maret mencapai 829.540 bph, melonjak dari posisi Februari sebesar 366.000 bph.

Pada April, angka tersebut meningkat menjadi 1,46 juta bph dalam dua pekan pertama April. Akibatnya, banjir pasokan minyak masih terjadi di Negara Adidaya tersebut. Sejauh ini belum ada komentar resmi dari Negeri Padang Pasir tersebut.

Momentum Sesaat

Sebenarnya, pada Senin harga minyak menemukan momentum dari kesepakatan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan beberapa produsen lain termasuk Russia, untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta bph.

Di hari pertama pekan ini, harga minyak WTI dan Brent sama-sama menguat, meski tipis atau kurang dari US$1 per barel. Namun koreksi terjadi pada Selasa menyambut data jumlah korban wabah COVID-19 yang kian mendekati level psikologis 2 juta orang di seluruh dunia.

Koreksi terus berlanjut setelah OPEC memangkas proyeksi permintaan energi utama dunia untuk 2020 menjadi 6,9 juta bph, dan mengakui bahwa revisi lanjutan berpeluang terjadi lagi ke depannya.

Pelaku pasar pun menilai pemangkasan itu tak cukup mengimbangi anjloknya permintaan minyak dunia, sehingga masih ada oversuplai nyaris 10 juta bph. Ini membuat pasar minyak membukukan koreksi mingguan.

Namun pada akhir pekan, harga minyak memangkas pelemahan dengan menguat tipis, setelah produsen minyak bebatuan (shale oil) AS yakni ConocoPhillips pada Kamis mengatakan akan memangkas produksi sebesar 225.000 bph.

"Pasar minyak menemukan dasar terendahnya pada rencana Presiden Trump membuka kembali perekonomian," tutur Stephen Innes, perencana investasi AxiTrader, sebagaimana dikutip CNBC International.

Pelaku pasar juga menggantungkan harapan pada rencana pembukaan kembali ekonomi dan aktivitas bisnis di berbagai negara, sehingga pemintaan minyak bisa kembali membaik, meski  belum sampai ke level normalnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)

Let's block ads! (Why?)



"minyak" - Google Berita
April 19, 2020 at 10:30AM
https://ift.tt/2Kkm8Ta

Harga Minyak Anjlok ke US$18,27/Barel, Tanda Apa ini? - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Anjlok ke US$18,27/Barel, Tanda Apa ini? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.