Search

Harga Minyak Mentah Melesat, Tanda Sudah Bangkit? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah menguat pagi ini, kenaikan dalam beberapa hari berturut. Bagaimanapun juga kenaikan harga minyak yang terjadi masih belum bisa dikatakan mencerminkan fundamental, mengingat risiko akibat pandemi terhadap ekonomi global masih ada.

Kamis (16/4/2020) harga minyak mentah kontrak berjangka naik pada perdagangan pagi waktu Asia. Pada 09.22 WIB Brent dibanderol US$ 28,57/barel (+3,18%) dan WTI dihargai US$ 20,43/barel (+2,82%).


Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak dan koleganya (OPEC+) pekan lalu sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) mulai Mei nanti hingga Juni. Volume pemangkasan tersebut nyaris setara dengan 10% output minyak global.

Reuters melaporkan dengan tambahan pemangkasan produksi dari negara-negara lain, suplai minyak global akan turun 20 juta bpd. Produksi minyak AS juga diperkirakan mengalami penurunan. EIA pada pekan lalu melaporkan produksi AS bisa turun 470 ribu bpd.

[Gambas:Video CNBC]

Di sisi lain di tengah pandemi seperti ini, beberapa negara di dunia akan meningkatkan cadangan minyak strategisnya

"Adanya cadangan minyak bumi strategis di Cina, India, Korea Selatan, dan AS dapat menambah sekitar 200 juta barel penyimpanan sementara, tetapi ini hanya membeli ruang gerak beberapa bulan saja," kata Stephen Innes, ahli strategi pasar global di AxiCorp.

Pemangkasan [produksi minyak] lebih lanjut masih diperlukan untuk menghindari jatuhnya harga minyak lagi," tambahnya, sebagaimana diwartakan oleh Reuters.

Dengan anjloknya permintaan minyak melebihi total pemangkasan produksi yang diberikan menunjukkan bahwa harga minyak yang melesat pagi ini masih terimbas oleh sentimen sesaat.

Dalam beberapa hari ini harga minyak memang sempat melesat di awal. Namun selalu ditutup melemah di akhir. Sejak 9 April lalu hingga kemarin, harga minyak Bret sudah anjlok 12% dan melorot kembali ke bawah level US$ 30/barel.

Sementara di waktu yang sama, harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) anjlok lebih dalam sebesar 12,7%. Harga WTI bahkan sempat keluar dari level psikologis di bawah US$ 20/barel.


Pandemi corona menjadi ancaman bagi perekonomian global pada dekade ini. Dampaknya bahkan diperkirakan lebih dahsyat dari resesi besar yang terjadi akibat krisis keuangan global pada 2008 silam.

Dana Moneter Internasional (IMF) merilis hasil kajiannya tentang prospek perekonomian global 2020. Hasilnya? Jangan ditanya sudah pasti buruk. Pandemi corona yang sekarang sudah menginfeksi lebih dari 2 juta orang ini menyebabkan ekonomi global terkontraksi.

IMF mengatakan pandemi corona adalah sebuah fenomena 'Great Lockdown' yang memicu terjadinya resesi global. Dalam laporannya itu, IMF mengungkap suramnya gambaran perekonomian dunia tahun ini.

Organisasi yang berbasis di Washington itu memperkirakan ekonomi global akan terkontraksi 3% pada 2020.

"Kemungkinan besar tahun ini, ekonomi global akan mengalami resesi yang hebat sejak Great Depression, melampaui krisis keuangan global satu dekade lalu" kata Gita Gopinath, Kepala Ekonom IMF, melansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"minyak" - Google Berita
April 16, 2020 at 09:59AM
https://ift.tt/2VaR0fm

Harga Minyak Mentah Melesat, Tanda Sudah Bangkit? - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Mentah Melesat, Tanda Sudah Bangkit? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.