Kemungkinan hal tersebut terjadi setelah ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali meningkat, setelah Iran membalas serangan dengan menembakkan rudal ke fasilitas militer milik AS di Irak.
Sebelumnya AS melancarkan serangan udara di Bandara Internasional Baghdad, Irak yang menewaskan pemimpin tertinggi Iran Qasem Soleimani.
Selat Hormuz merupakan chokepoint (pusat pemberhentian) antara Teluk Arab di Iran dan Teluk Oman. Selat sepanjang 39 kilometer ini adalah satu-satunya rute menuju laut terbuka bagi lebih dari seperenam produksi minyak global atau sekitar 17,2 juta barel minyak per hari dan sepertiga pasokan gas alam cair (LNG) dunia.
Para Analis Energi kepada CNBC International mengatakan, naiknya tensi geopolitik telah menimbulkan ketakutan akan meluasnya konflik di Timur Tengah. Bila kondisi ini terjadi, maka pasokan energi bisa terganggu, khususnya minyak.
Analis dari Tribeca Investment Partners, James Eginton, mengatakan harga minyak bakal melonjak tinggi bila Iran menutup pasokan minyak di Selat Hormuz.
"Bila anda memblokade Selat Hormuz, maka anda akan mengirim harga minyak ke US$ 100/barel. Dalam beberapa hari ke depan, bila kita melihat Iran mencoba memblokad Selat Hormuz, maka kita akan melihat harga minyak naik tinggi," ujar Eginton.
Kemarin harga minyak jenis Brent diperdagangkan di US$ 68,87/barel, naik 0,9% dan sempat menyentuh US$ 71,75/barel atau harga tertinggi sejak September 2019.
Sementara harga kontrak berjangka minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan US$ 63,02/barel atau naik sekitar 0,4%. Sebelumnya harga WTI sempat menyentuh US$ 65,65/barel.
Harga minyak sempat naik tinggi, setelah pihak Pentagon mengatakan bahwa Iran meluncurkan lusinan rudal balistik ke basis militer yang berisi tentara AS di Irak. Namun belum jelas berapa tentara AS yang terluka akibat serangan rudal tersebut.
Serangan misil dilakukan beberapa jam setelah pemakaman Qasem Soleimani, komandan militer Iran yang dibunuh oleh drone AS di Baghdad pekan lalu.
Kepala Riset Komoditas Bank of America, Francisco Blanch, mengatakan blokade Selat Hormuz bakal mendorong harga minyak naik ke tiga digit.
China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura merupakan negara tujuan dari minyak mentah yang dikirim lewat Selat Hormuz. Jadi, 65% pasokan minyak dan kondensat yang dikirim lewat Selat Hormuz adalah menuju negara-negara Asia tersebut.
(sef/sef)
"minyak" - Google Berita
January 09, 2020 at 06:36AM
https://ift.tt/2QAgksL
Serangan Iran Bikin Minyak Melesat, Bisa ke US$ 100/barel? - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Serangan Iran Bikin Minyak Melesat, Bisa ke US$ 100/barel? - CNBC Indonesia"
Post a Comment