Jakarta, IDN Times - Pasar minyak Amerika Serikat merosot ke posisi terendahnya dalam 18 tahun terakhir, di bawah US$18 per barel pada Jumat. Penyebabnya adalah karena permintaan minyak yang terus berkurang.
"Pasar tahu bahwa stok minyak mentah AS akan mengisi dengan sangat cepat," kata Bjørnar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy seprti dilansir The Guardian, Sabtu (18/4).
Dilansir dari Oil Price, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 8,05 persen. Begitu juga untuk harga Mars US yang jatuh 5,3 persen ke US$19,67. Sementara harga minyak Brent naik 0,93 persen ke US$28,08.
Tonhaugen mengatakan, akibatnya stok minyak mentah AS mungkin mencapai tertinggi sepanjang masa pada akhir bulan hingga Mei nanti. The Guardian melaporkan bulan lalu bahwa harga minyak global mungkin jatuh ke posisi terendah US$10 per barel karena dunia kehabisan ruang untuk menyimpan minyaknya.
Baca Juga: Gara-gara Corona Kilang Pertamina Balikpapan Stop Produksi Minyak
1. Berdampak pada industri serpih AS
Industri serpih Amerika Serikat diperkirakan akan menyusut lebih dari 2 juta barel per hari menyusul jatuhnya harga minyak global, yang telah memaksa produsen minyak untuk menutup rekahan hidrolik mereka.
Rystad Energy memperkirakan, industri serpih AS menyusut sebesar 2,1 juta barel per hari atau 2 persen dari pasokan global, dibandingkan dengan perkiraan industri sebelum wabah virus corona.
Shale AS diperkirakan akan tumbuh sebesar 650.000 barel per hari tahun ini sebelum wabah virus corona menurunkan permintaan minyak global.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
2. Banyak perusahaan pangkas produksi minyak
Salah satu perusahaan minyak terbesar AS, ConocoPhillips, berencana untuk memangkas produksi minyaknya di Amerika Utara sebesar 225.000 barel minyak per hari dan memangkas pengeluaran yang direncanakan lebih dari seperempat menjadi US$4,3 miliar.
Begitu juga raksasa minyak AS ExxonMobil dan Chevron yang berencana mengendalikan produksi dan pengeluaran minyak, karena proyek-proyek minyak AS menerima beban penurunan tajam dalam permintaan minyak global.
Exxon akan memangkas pengeluaran yang direncanakan sebesar 30 persen atau US$10 miliar tahun ini, sementara Chevron akan memangkas pengeluarannya sebesar seperlima atau US$4 miliar, dibandingkan dengan tahun lalu.
3. Sempat menguat pada perdagangan Senin
Harga minyak mulai meningkat pada Senin (13/4) setelah aliansi negara-negara pengekspor minyak dan Rusia atau OPEC+, menyetujui rencana untuk pemotongan produksi minyak sebesar 9,7 juta barel per hari mulai Mei. Kesepakatan pemotongan ini merupakan yang terbesar setelah sebelumnya aliansi OPEC menuntut pengurangan produksi 10 juta barel per hari.
"Kesepakatan itu sedikit kurang dari yang diharapkan pasar. Kerja keras ada di depan mengingat pasar sangat skeptis bahwa OPEC + sebenarnya akan mampu mengurangi hampir 10 juta barel per hari," kata Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates LLC di Houston, seperti dilansir dari Bloomberg.
Pantauan IDN Times di situs Oil Price, harga minyak Brent untuk pengiriman Mei naik 4,32 persen menjadi US$32,84 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 5,01 persen menjadi US$23,9. Lainnya adalah Mars US naik 3,12 persen menjadi US$20,51.
Baca Juga: Dahlan Iskan: Harga Minyak Dunia Dicuekin karena Isu Virus Corona
"minyak" - Google Berita
April 18, 2020 at 09:35AM
https://ift.tt/3eupEIE
Harga Minyak Dunia Turun Drastis US$18, Terendah dalam 18 Tahun - IDN Times
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak Dunia Turun Drastis US$18, Terendah dalam 18 Tahun - IDN Times"
Post a Comment