Search

Harga Minyak Minus, Jangan Panik Dulu! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia West Texas Intermediate (WTI) negatif atau minus sedang menghebohkan jagat finansial.  Pada Senin (20/4/2020) minyak WTI ambles hingga US$ -40,32/barel sebelum mengakhiri perdagangan di US$ -37,63/barel atau turun 305,97%. 

Harga minyak sampai minus tersebut terjadi di perdagangan berjangka (futures) di mana minyak ditransaksikan dalam bentuk kontrak di setiap bulannya. Transaksinya dilakukan di New York Mercantile Exchnge (NYMEX) yang merupakan bursa berjangka komoditas di Amerika Serikat (AS) yang merupakan bagian dari CME Group.

Di Indonesia juga ada bursa semacam ini, namanya Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) dan Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX). Kedua bursa tersebut memperdagangkan berbagai macam komoditas seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga emas dalam bentuk kontrak berjangka. Lembaga pemerintah yang menaungi perdagangan berjangka ada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).


Balik lagi ke harga minus yang menghebohkan jagat finansial, itu merupakan harga minyak mentah WTI untuk kontrak bulan Mei yang akan habis di penutupan perdagangan hari ini Selasa (21/4/2020) di NYMEX. Pada perdagangan berjangka, minyak mentah memiliki kontrak untuk setiap bulannya dengan harga yang berbeda-beda.
Foto: CME Group

Tabel di atas menunjukkan harga minyak WTI untuk kontrak setiap bulannya (pada kolom last), dan harga tersebut akan naik turun sesuai dengan mekanisme pasar.

Setiap perdagangan tentunya akan mempertemukan penjual dan pembeli, dalam perdagangan minyak mentah berjangka akan mempertemukan penjual (misalnya produsen minyak mentah) dan pembeli (misalnya perusahaan pengolahan minyak mentah).

Harga kontrak minyak mentah yang ada setiap bulannya tersebut digunakan untuk memastikan keuntungan bagi kedua belah pihak, atau bisa juga digunakan untuk lindung nilai (hedging). Misalnya, produsen menjual minyaknya pada kontrak bulan Juni di US$ 21,40/barel, yang dibeli oleh perusahaan pengolahan. Seiring berjalannya waktu hingga sehari sebelum kontrak tersebut expired harga minyak berada di level US$ 15/barel.

Setelah masa expired, maka transaksi tersebut akan diproses untuk penyerahan barang. Produsen tetap menjual dengan harga US$ 21,40/barel (bukan (US$ 15/barel) begitu juga pembeli tetap membayar US$ 21,40/barel.

Itu artinya produsen minyak mentah sudah mengamankan keuntungannya sejak awal di US$ 21/barel, atau menjual harga lebih mahal dibandingkan saat masa expired sebesar US$ 15/barel.

Sebaliknya, perusahaan pengolahan minyak mentah akan mendapat keuntungan ketika harga minyak mentah di masa expired misalnya malah naik menjadi US$ 30/barel. Artinya, harga minyak mentah yang dibeli lebih murah ketimbang harus membeli sehari sebelum masa expired.

Seperti itulah gambaran sederhana perdagangan berjangka, yang bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Lantas kenapa harga minyak bisa minus?

Seperti disebutkan sebelumnya, masa expired kontrak minyak WTI bulan Mei jatuh pada akhir perdagangan hari ini, 21 April (waktu AS), setelahnya kontrak tersebut tidak akan ditransaksikan lagi, dan akan diproses untuk serah terima barang.

Harga minus bisa terjadi ketika produsen minyak mentah sudah tidak memiliki tempat penyimpanan hasil produksinya, sementara permintaan minyak mentah sudah tidak ada, bahkan jika diberikan secara gratis pun tidak ada yang menampung.


Dampaknya, produsen menjual dengan harga US$ -40/barel, artinya minyak diberikan secara gratis, plus diberikan uang juga. Produsen terlihat seperti "bunuh diri", tetapi sebenarnya tindakan tersebut bisa memangkas biaya lebih besar, ketimbang produsen tersebut harus menyimpan minyak mentahnya.

Secara sederhana, seperti itulah yang menyebabkan harga minyak bisa minus, walaupun di pasar berjangka tersebut akan lebih kompleks.

Yang patut diingat, masa expired minyak WTI kontrak Mei setelah perdagangan hari ini, sehingga volume transaksinya rendah (bisa dilihat di tabel bagian volume). Volume transaksi yang besar berada di kontrak bulan Juni, sehingga harganya lebih tepat menggambarkan kondisi pasar minyak mentah saat ini.

Berdasarkan data Refinitiv, pada pukul 11:25 WIB, minyak mentah WTI kontrak Mei diperdagangkan di level US$ 1,38/barel, sementara kontrak bulan Juni di US$ 21,39/barel. 

Grafik di atas menunjukkan harga kontrak bulan Mei dan Juni cenderung sama hingga 21 Maret lalu, hal tersebut terjadi karena volume transaksi di 2 kontrak tersebut belum terlalu besar, masih ada kontrak bulan April yang diperdagangkan. Ketika kontrak April mengalami expired pada 21 Maret, setelahnya kontrak bulan Mei dan Juni mengalami pergerakan yang mirip meski volatilitas kontrak Mei lebih tinggi.

Let's block ads! (Why?)



"minyak" - Google Berita
April 21, 2020 at 01:37PM
https://ift.tt/2VF95RK

Harga Minyak Minus, Jangan Panik Dulu! - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Minus, Jangan Panik Dulu! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.