Search

Harga Minyak Terdongkrak Stimulus Trump Tapi Terancam Corona - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia- Pada perdagangan hari Rabu (25/3/2020) harga minyak mentah berjangka menguat di tengah harapan bahwa Amerika Serikat akan segera mencapai kesepakatan atas bantuan stimulus senilai US$ 2 triliun guna memerangi wabah virus corona terhadap perekonomian.

Menurut data Revinitif pukul 11:30 WIB, harga kontrak berjangka minyak jenis Brent menguat 2,43%, ke US$ 27,81 per barel. Sementara itu, harga kontrak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 2,96%, menjadi US$ 24,72.

Optimisme tentang Kongres AS yang akan menyetujui anggaran stimulus fiskal mendekati $ 2 triliun berkontribusi dalam kenaikan komoditas, yang pada gilirannya mendukung permintaan minyak.

 

 

Sementara harga minyak mentah berjangka perdagangan Selasa (24/3/2020) jenis Brent yang menjadi patokan global yang diperdagangkan di London untuk pengiriman Mei naik 36 sen (1,3%) menjadi US$ 27,27 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange (NYMEX) naik 65 sen atau 2,78% pada US$ 24,01 per barel.

Meskipun mengalami kenaikan pada hari Selasa, harga minyak masih di jalur untuk kerugian hampir 60% pada bulan Maret, yang menjadi kinerja terburuk mereka dalam kurun waktu sebulan.


Kerugian yang dialami harga minyak mentah tak lain adalah karena guncangan permintaan  yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 serta perselisihan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) yang dipimpin oleh Arab Saudi dengan sekutunya Rusia alias OPEC+ terkait pemangkasan produksi minyak.

OPEC+ gagal mencapai kesepakatan terkait volume produksi minyaknya yang memicu kemarahan Arab Saudi. Sebelumnya Arab Saudi mengusulkan pemangkasan produksi minyak ekstra sebesar 1,5 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun demi menstabilkan harga di pasar. Namun usulan tersebut ditolak oleh Rusia. Sementara Arab terlanjur memutuskan untuk mendiskon harga minyaknya dan berencana menaikkan produksi hingga 12 juta bpd pada April nanti.

Bagaimana Nasib Harga Minyak Mentah Selanjutnya

Penurunan dalam harga minyak mentah selama bulan Maret ini bisa lebih dalam jika pemerintah di seluruh Dunia gagal dalam menangani penyebaran wabah virus corona. Berdasarkan pencatatan terakhir dari situs University Johns Hopkins menunjukkan ada 417.966 kasus dengan tingkat kematian 18.615 jiwa dan yang dinyatakan sembuh sebanyak 107.705 orang.

Sementara itu, lembaga Bank Barclays memangkas perkiraan harga minyak untuk tahun 2020 pada Selasa (24/03/2020) yaitu minyak Brent dan minyak West Texas Intermediate masing-masing turun US$12 sehingga menjadi US$31 dan US$28 per barel, seperti kutipan dari Reuters.

"Harga minyak kemungkinan akan tetap di bawah tekanan sampai situasi penyebaran virus corona mereda, dan jika kita melanjutkan jalur keseimbangan yang diproyeksi, bahkan Arab Saudi dan Rusia tidak akan kebal dari kejatuhan harga ini," para analis di bank tersebut menulis dalam catatan.

Sementara dalam tiga hari terakhir sampai saat ini harga minyak mentah mulai merasakan pemulihan setelah berita dari China sebagai asal muasal dari penyebaran wabah virus corona menyatakan bahwa aktivitas masyarakat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China perlahan mulai pulih. Masyarakat Kota Wuhan mulai kembali bekerja dan sudah berani menggunakan transportasi publik setelah dua bulan lockdown.

Kebijakan untuk melonggarkan aturan pembatasan ini dilakukan sesuai arahan dari Presiden China, Xi Jinping yang datang ke Wuhan pada awal bulan Maret. Kunjungan itu merupakan yang pertama kali ia lakukan usai ditemukan kasus Corona di sana.

Kembalinya aktivitas tersebut dapat berkesinambungan dengan wilayah lainnya di China. Ketika aktivitas mulai pulih dan beroperasi maka roda perekonomian pun akan berlangsung pulih yang menyebabkan permintaan terhadap komoditas minyak mentah juga kenaikan. Seperti kita ketahui China merupakan salah satu pengimpor minyak mentah terbesar di Dunia.

Di sisi lain, penguatan harga minyak terjadi setelah tersiar kabar bahwa Presiden AS ke-45 Donald Trump berencana untuk mengintervensi perang harga minyak yang terjadi antara Arab Saudi dengan Rusia.

Wall Street Journal melaporkan Pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan dukungan diplomatik agar Arab Saudi menutup keran pasokan minyaknya dan beralih menggunakan sanksi terhadap Rusia untuk memaksa negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu mengurangi produksi minyaknya.

"Short covering mulai terjadi setelah Presiden Trump mengatakan ia dapat mengatasi krisis minyak dengan menjadi perantara kesepakatan antara Moskow dan Riyadh," tulis Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar di AxiCorp, dalam sebuah catatan.

Dalam berita ekonomi dari Amerika Serikat (AS) pada pukul 10:30 waktu AS atau pukul 21:30 WIB akan merilis laporan minyak mingguan AS yang diperkirakan akan menunjukkan persediaan minyak mentah naik menjadi 2,9 juta per barel dari 2 juta per barel.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(har/har)

Let's block ads! (Why?)



"minyak" - Google Berita
March 25, 2020 at 12:40PM
https://ift.tt/2vMsA1M

Harga Minyak Terdongkrak Stimulus Trump Tapi Terancam Corona - CNBC Indonesia
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Terdongkrak Stimulus Trump Tapi Terancam Corona - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.