Search

Bahaya Perang Dagang Minyak - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews

  • TAJUK RENCANA

  • Jumat, 20 Maret 2020 | 00:04 WIB
  • Penulis:

Setelah tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok mereda, kini muncul perang dagang baru yang melibatkan Arab Saudi dengan Rusia. Bila perselisihan antara AS dan Tiongkok meliputi banyak produk, perseteruan antara Arab Saudi dan Rusia menyangkut pasokan minyak. Dua negara produsen utama minyak dunia tersebut gagal mencapai kesepakatan seputar pengurangan produksi. Bahkan ketidaksepakatan dalam perundingan itu ditindaklanjuti dengan perang harga.

Arab Saudi memulai dengan meningkatkan produksi. Harga yang selama ini dijaga dengan pembatasan produksi pun anjlok mengingat pasokan meningkat. Di sisi lain, pandemik virus korona terbaru, Covid-19, telah membawa goncangan dalam perekonomian global. Arus lalu lintas penerbangan berkurang. Pengurangan itu tentu mengurangi permintaan akan BBM. Pencegahan penularan Covid- 19 juga mengurangi frekuensi transportasi di darat. Tekanan pada bisnis transportasi tersebut jelas memengaruhi industri pariwisata.

Selain sektor jasa, sektor manufaktur pun terkena imbasnya. Mata rantai pasokan terganggu karena kendala produksi yang terjadi di episentrum serangan Covid-19, Tiongkok. Kombinasi berbagai faktor itu tak pelak membuat harga minyak dunia anjlok dengan cepat. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada Rabu sore waktu AS (Kamis dini hari WIB, 19/3) turun 24 persen dalam sehari. Penurunan itu membuat harga minyak WTI hanya 20,37 dolar AS per barel. Harga itu merupakan yang terendah dalam 18 tahun terakhir.

Penurunan harga tiba-tiba dengan didasari oleh semangat kekecewaan, terlebih dalam dinamika psikologis dan perekonomian global yang tertekan, bisa memberi efek yang membahayakan. Gangguan-gangguan bisa terjadi di banyak sektor dan di banyak negara. Terlebih dalam dunia yang disatukan lewat mekanisme globalisasi. Penurunan harga minyak berpotensi menurunkan harga pada produk-produk substitusinya. Bila hal itu terjadi, industri energi secara keseluruhan bakal mengalami persoalan serius.

Banyak dari perusahaan-perusahaan energi yang telah menjadi perusahaan publik. Bursa saham yang sudah “menderita” bisa kembali tertekan. Aspek ekonomi dan psikologi telah menjadi penggerak bursa saham. Dua aspek itu sama-sama bisa membuat harga naik, tetapi juga membuat harga anjlok. Dalam situasi seperti ini, biasanya dana akan memburu instrumen atau tempat investasi yang tergolong sebagai safe haven. Umumnya pilihannya bukan di negara- negara yang tergolong emerging market.

Otoritas ekonomi dan moneter di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia, harus cermat dan antisipatif dalam menghadapi situasi seperti itu. Analisis mendalam terhadap berbagai kemungkinan keadaan dibutuhkan. Koordinasi antar berbagai pihak perlu makin diintensifkan. Sebagai nett importer BBM, penurunan harga minyak dunia bisa jadi menguntungkan. Tetapi, pergerakan bebas dana bisa saja memunculkan persoalan-persoalan lain, misalnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Let's block ads! (Why?)



"minyak" - Google Berita
March 20, 2020 at 12:04AM
https://ift.tt/3970onQ

Bahaya Perang Dagang Minyak - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bahaya Perang Dagang Minyak - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews"

Post a Comment

Powered by Blogger.