Untuk diketahui, Pemerintah India sebelumnya menaikkan ketentuan bea masuk safeguard untuk minyak kelapa sawit sejak 4 September 2019, sehingga pajak impor atas komoditas tersebut mencapai 50% dari sebelumnya 45%.
“Kami menilai kedua negara masih perlu membahas lebih lanjut tentang beberapa masalah, termasuk pembatasan ekspor minyak sawit ke India dan ketidakseimbangan perdagangan yang menguntungkan Malaysia," katanya, Rabu (25/3/2020).
Khairuddin menilai keputusan India menurunkan bea masuk menunjukkan keterbukaan untuk membangun kembali hubungan erat kedua negara yang telah lama terjalin, terutama dalam hal perdagangan dan budaya.
Dia menjelaskan salah satu langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah baru Malaysia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin adalah membangun kembali hubungan dengan India.
Bahkan, Perdana Menteri dikabarkan berencana memimpin langsung delegasi Malaysia ke negara terpadat kedua di dunia tersebut untuk membahas arah perdagangan strategis, terutama di sektor komoditas.
"Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin siap bertemu dengan Perdana Menteri India untuk membahas perdagangan bilateral dan memperkuat hubungan antara kedua negara," ujarnya, dikutip dari Malaymail.
India telah menjadi pasar ekspor minyak sawit utama Malaysia sejak 2014. Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, sedangkan India menjadi pasar terbesar minyak sawit dalam lima tahun terakhir.
Sepanjang 2019, India membeli 4,4 juta ton minyak sawit dari Malaysia, setara 24% dari seluruh ekspor minyak sawit Malaysia. Pasar terbesar kedua minyak sawit Malaysia adalah China sebesar 2,4 juta ton, diikuti Pakistan 1,08 juta ton. (rig)
Untuk diketahui, Pemerintah India sebelumnya menaikkan ketentuan bea masuk safeguard untuk minyak kelapa sawit sejak 4 September 2019, sehingga pajak impor atas komoditas tersebut mencapai 50% dari sebelumnya 45%.
“Kami menilai kedua negara masih perlu membahas lebih lanjut tentang beberapa masalah, termasuk pembatasan ekspor minyak sawit ke India dan ketidakseimbangan perdagangan yang menguntungkan Malaysia," katanya, Rabu (25/3/2020).
Khairuddin menilai keputusan India menurunkan bea masuk menunjukkan keterbukaan untuk membangun kembali hubungan erat kedua negara yang telah lama terjalin, terutama dalam hal perdagangan dan budaya.
Dia menjelaskan salah satu langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah baru Malaysia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin adalah membangun kembali hubungan dengan India.
Bahkan, Perdana Menteri dikabarkan berencana memimpin langsung delegasi Malaysia ke negara terpadat kedua di dunia tersebut untuk membahas arah perdagangan strategis, terutama di sektor komoditas.
"Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin siap bertemu dengan Perdana Menteri India untuk membahas perdagangan bilateral dan memperkuat hubungan antara kedua negara," ujarnya, dikutip dari Malaymail.
India telah menjadi pasar ekspor minyak sawit utama Malaysia sejak 2014. Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, sedangkan India menjadi pasar terbesar minyak sawit dalam lima tahun terakhir.
Sepanjang 2019, India membeli 4,4 juta ton minyak sawit dari Malaysia, setara 24% dari seluruh ekspor minyak sawit Malaysia. Pasar terbesar kedua minyak sawit Malaysia adalah China sebesar 2,4 juta ton, diikuti Pakistan 1,08 juta ton. (rig)
"minyak" - Google Berita
March 26, 2020 at 10:43AM
https://ift.tt/2wCyGCl
Bea Masuk Safeguard Minyak Kelapa Sawit Sebesar 5% Dihapuskan - DDTC News
"minyak" - Google Berita
https://ift.tt/2qtzGFm
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bea Masuk Safeguard Minyak Kelapa Sawit Sebesar 5% Dihapuskan - DDTC News"
Post a Comment